Metode In Vitro Dapat Mempengaruhi Berat Lahir Seorang Bayi
Ilmu pengetahuan terus berkembang. Penelitian-penelitian terus dilakukan oleh para ahli dari berbagai bidang studi, termasuk bidang in vitro atau bayi tabung.
Semua itu adalah upaya untuk terus menciptakan kebaikan bagi umat manusia. Terkadang hasil-hasil penelitian yang dipublikasikan masih perlu studi yang lebih besar dan mendalam, seperti penelitian terbaru bidang fertilisasi in vitro di bawah ini.
Penelitian Terbaru Bidang Fertilisasi In Vitro
Meski demikian, jika mau, Anda dapat menggunakannya sebagai bahan pertimbangan untuk memilih yang terbaik bagi calon momongan nantinya.
Berapa lama embrio "dikembangkan" selama proses fertilisasi in vitro dapat memengaruhi ukurannya ketika lahir, demikian hasil sebuah penelitian di Finlandia.
Embrio yang menghabiskan waktu yang lama tumbuh di laboratorium (sekitar 5-6 hari) sebelum dipindahkan ke rahim ibu, lebih mungkin untuk lahir dengan bobot lebih berat dibandingkan dengan embrio yang menghabiskan waktu yang lebih singkat dalam lab (2,5 hari).
Penelitian sebelumnya menunjukkan hasil sebaliknya, bayi yang lahir sebagai hasil dari IVF dinyatakan berisiko lahir prematur dan berat badan lahir rendah.
Faktor yang berhubungan dengan perawatan kehamilan, atau teknik IVF-nya sendiri, diduga bertanggung jawab terhadap hal tersebut.
Karena itu, studi terbaru di Finlandia ini masih harus dilanjutkan dalam skala yang lebih besar namun studi tersebut setidaknya dapat menjadi bahan pertimbangan dokter dan calon orangtua.
Dalam studi ini, para peneliti dari University of Helsinki menganalisa informasi 1.079 bayi tunggal (bukan kembar) yang lahir dari ibu yang menjalani terapi in vitro.
Selama terapi, sel telur ibu dibekukan di laboratorium dan sesudah dipertemukan dengan sperma, hidup di dalam tabung khusus selama 1-6 hari sebelum diinjeksikan ke rahim.
Biasanya, embrio ditransfer ke rahim setelah berumur 2-3 hari, menurut American Pregnancy Association.
Para peneliti Helsinki menemukan 80 persen bayi in vitro lahir dengan berat normal, rata-rata berat mereka adalah 3,5 kg. Di antara embrio yang berkembang di lab selama dua sampai tiga hari, sekitar 10 persennya berukuran lebih kecil, sedangkan yang berkembang di lab selama lima sampai enam hari, sekitar 19 persen berukuran besar dan tiga persen berukuran kecil.
Bayi yang lahir dengan berat kurang, di masa depan berisiko mengalami penyakit komplikasi seperti gula darah rendah dan gangguan syaraf dan jantung. Bayi yang lahir dengan berat di atas rata-rata, di masa depan berisiko mengalami obesitas.
Para peneliti masih belum mengetahui latar belakang penyebab perbedaan berat tersebut. Bisa jadi tahap tertentu dari perkembangan embrio berbeda-beda tergantung pada apakah mereka berkembang di laboratorium atau rahim, kata para peneliti.
Bayi dengan ukuran besar diukur dari usia embrionya juga lebih mungkin untuk dilahirkan dari ibu dengan indeks massa tubuh yang tinggi atau dari wanita yang sebelumnya pernah melahirkan. Usia ibu, penyebab infertilitas atau metode pembuahan tidak memengaruhi hasil.
Studi ini pernah dipublikasikan pada 11 Desember lalu di jurnal Human Reproduction.
Posting Komentar untuk "Metode In Vitro Dapat Mempengaruhi Berat Lahir Seorang Bayi"